Pada siang hari yang terik, Yesus duduk di tepi sumur Yakub di kota Syekar. Seorang perempuan Samaria datang untuk menimba air. Yesus berkata kepadanya, “Berilah Aku minum.” Perempuan itu terkejut, sebab orang Yahudi tidak biasa berbicara dengan orang Samaria. Namun Yesus menjawab, “Jika engkau tahu siapa yang meminta minum kepadamu, engkau akan meminta kepada-Nya, dan Ia akan memberimu air hidup.” Kata-kata itu menggugah hatinya. Ia mulai menyadari bahwa orang di hadapannya bukanlah manusia biasa.
Ketika Yesus menyingkapkan masa lalunya—bahwa ia pernah memiliki lima suami dan kini hidup dengan seorang yang bukan suaminya—perempuan itu terkejut dan berkata, “Tuhan, aku melihat bahwa Engkau seorang nabi.” Percakapan mereka berlanjut tentang penyembahan yang sejati, dan Yesus berkata kepadanya, “Akan datang waktunya, dan sudah tiba sekarang, ketika orang akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran.” Saat itulah perempuan itu menyadari bahwa Dialah Mesias yang dijanjikan.
Dengan sukacita, perempuan Samaria itu meninggalkan kendi airnya dan berlari ke kota. Ia berseru kepada orang-orang, “Mari, lihat! Ada seorang yang memberitahuku segala sesuatu yang telah kuperbuat! Mungkinkah Dia Kristus?” Karena kesaksiannya, banyak orang Samaria percaya kepada Yesus. Dari percakapan sederhana di tepi sumur, iman baru lahir, dan kasih Allah melampaui batas suku serta dosa masa lalu.